SUMATERA
Kerajaan Perlak (840-1292)
- Letak : Peurelak, Aceh Timur, Aceh
- Ibukota : Peurelak
- Raja yang Memerintah
- Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah (840-864, Raja Pertama)
- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat (1267-1292, Raja Terakhir)
- Peninggalan Kerajaan
- Mata uang terbuat dari emas (Dirham), perak (Kupang) dan tembaga/kuningan
- Stempel kerajaan yang bertuliskan kalimat "Al Wasiq Billah Kerajaan Negeri Bendahara Sanah 512." Artinya: Kerajaan Negeri Bendahara adalah menjadi bagian dari Kerajaan Perlak
- Makam raja Benoa tepi Sungai Trenggulon dengan batu nisan bertuliskan bahasa arab.
- Faktor Kejayaan
- Adanya hubungan diplomatik dengan Kerajaan Malaka, India, Arab, dan Persia.
- Angkatan perang yang sudah teratur
- Sudah ada politik, seperti kaum syiah dan kaum sunni
- Kemakmuran ekonomi seperti perdagangan dan pertanian di tepi Selat Malaka.
- Terdapat pusat pendidikan Dayah Cot Kala yang dipimpin oleh Teungku Muhammad Amin
- Faktor Keruntuhan
- Kerajaan Majapahit menyerbu Kerajaan Perlak
- Kerajaan Malaka berkembang, sehingga pusat pelayaran dan perdagangan beralih ke Malaka
- Adanya ketegangan politik dengan Samudera Pasai dan Malaka
- Letak : Sekitar Lhokseumawe dan Aceh Utara
- Ibukota : Pasai
- Raja yang Memerintah
- Sultan Malik Al-Saleh (1267-1297, Raja Pertama)
- Sultan Malik Az-Zahir (1297-1326, Raja Terkenal)
- Sultan Zainal Abidin IV (1514-1517, Raja Terakhir)
- Peninggalan Kerajaan
- Cakra Donya (1409 M)
- Stempel Kerajaan Samudera Pasai
- Makam makam para raja di Kampung Geudong, Aceh Utara)
- Naskah surat Sultan Zainal Abidin (1518 M)
- Mata uang dirham ( sebagai alat tukar dagang)
- Catatan Ibnu Batuta
- Faktor Kejayaan
- Adanya mata uang yang diciptakan sendiri untuk alat pembayaran yang dinamakan Dirham yang terbuat dari emas
- Sebagai pusat perdagangan internasional dengan komoditas ekspor utama, yaitu lada
- Penghasil karya tulis
- Hubungan persahabatan dengan Cina, Negeri Timur Tengah, Malaka
- Faktor Keruntuhan
- Faktor Intern
- Tidak ada pengganti raja yang cakap dan terkenal setelah Sultan Malik At-Thahrir
- terjadi perebutan kekuasaan
- Faktor Ekstern
- Serangan dari Majapahit (1339 M)
- Berdirinya Bandar Malaka yang letaknya lebih strategis
- Serangan dari Portugis
- Letak : Pulau Sumatra dan Semenanjung Malaka
- Ibukota : Malaka
- Raja yang Memerintah
- Parameswara (1405-1414, Raja Pertama)
- Sultan Mansyur Syah (1414-1424, Raja Terkenal)
- Sultan Mahmud Syah (1488-1511, Raja Terakhir)
- Peninggalan Kerajaan
- Hikayat Hang Ruah
- Masjid Kubro di Kampar Timur
- Mata Uang
- Benteng Famosa
- Faktor Kejayaan
- Letak kerajaan yang strategis (sekitar Selat Malaka)
- Sultan Mansyur Syah merupakan raja cerdik yang dapat menjdikan kerajaan sebagai pusat perdagangan dan penyebara Islam di Asia Tenggara
- Salah satu komoditas penting yang diimpor adalah beras
- Banyak ditemukan biji-biji timah di daratan Malaka
- Faktor Keruntuhan
- Sultan Alaudin Syah bukan raja yang cakap seperti Sultan Mansyur Syah
- Datangnya bangsa Portugis menyebabkan Kerajaan Malaka jatuh di tangan Portugis
- Letak : Aceh Darussalam
- Ibukota : Banda Aceh (1496-1873) dan Keumala (1873-1903)
- Raja yang Memerintah
- Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1530, Raja Pertama)
- Sultan Iskandar Muda (1607-1636, Raja Terkenal)
- Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah (1874-1903, Raja Terakhir)
- Peninggalan Kerajaan
- Masjid Raya Biturrahman
- Makam Raja Aceh Sultan Iskandar Muda
- Benteng Indra Prata
- Gunongan
- Meriam Kerajaan Aceh
- Uang emas Kerajaan Aceh
- Faktor Kejayaan
- Letaknya strategis di pintu gerbang pelayaran internasional
- Memiliki persyaratan yang baik untuk pelabuhan dagang dengan pelanuhannya olele
- Daerah pedalaman Aceh menghasilkan banyak lada yang menjadi bahan ekspor penting
- Aceh berkembang pesat setelah Portugis menguasai Malaka
- Melakukan hubungan diplomatik dengan semua bangsa yang melayari Lautan Hindia
- Faktor Keruntuhan
- Tidak ada tokoh yang cakap menggantikan Sultan Iskandar Muda
- Daerah-daerah takhlukan banyak yang melepaskan diri, seperti Johor, Perlak, Minangkabau, Siak
- Timbulnya pertikaian yang terus menerus di Aceh antara golongan ulama (Teungku) dengan golongan bangsawan (Teuku) yang mengakibatkan melemahnya Kerajaan Aceh
- Mengalami kekalahan dalam peperangan melawan Portugis di Malaka
- Permusuhan antara kaum muda
JAWA
Kerajaan Demak (1475-1554)
- Letak : Jawa Tengah
- Ibukota : Demak Bintara
- Raja yang Memerintah
- Raden Patah (1475-1518, Raja Pertama dan Raja Terkenal)
- Sultan Trenggono (1521-1548, Raja pada masa kejayaan)
- Arya Penangsang (1552-1554, Raja Terakhir)
- Peninggalan Kerajaan
- Masjid Agung Demak (didirikan oleh walisongo pada tahun 1479)
- Pintu Bledek (Pintu Petir)
- Soko Tatal dan Soko Guru
- Bedug dan Kentongan
- Situs Kolam Wudlu
- Maksurah (Dinding Kaligrafi)
- Dampar kencana (Singgasana para sultan)
- Piring Campa
- Faktor Kejayaan
- Letaknya strategis di daerah pantai
- Pelabuhan Bergota di Semarang sebagai tempat ekpor dan impor bagi Demak
- Runtuhnya Majapahit oleh Demak membuat Demak berkembang pesat
- Memiliki sungai sebagai penghubung dengan daerah pedalaman sehingga membantu pengangkutan hasil pertanian (beras) sebagai komoditas ekspor utama
- Faktor Keruntuhan
- Berpindahnya pusat pemerintahan dari Demak ke Pajang sehingga memunculkan kerajaan agraris
- di Indonesia tidak ada lagi kerajaan maritim
- Terjadi perebutan tahta kerajaan setelah wafatnya Sultan Trenggana
- Banyak bangsawan Demak pindah ke Jepara
- Mempunyai kelemahan dalam sistem pemerintahan
- Banyak wilayah takhlukan Demak melepaskan diri
Kerajaan Banten (1527-1813)
- Letak : Provinsi Banten sampai ke Lampung
- Ibukota : Surosowan, Kota Intan
- Raja yang Memerintah
- Sultan Maulana Hassanuddin (1552-1670, Raja Pertama)
- Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682, Raja Terkenal)
- Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin (1809-1813, Raja Terakhir)
- Peniggalan Kerajaan
- Masjid Agung Banten
- Meriam "Ki Amuk"
- Benteng Speelwijk
- Danau Tasikardi
- Pengindelan emas
- Keramik
- Lukisan
- Senjata
- Faktor Kejayaan
- Letaknya sangat strategis, yaitu di Selat Sunda dan Teluk Banda
- Pelabuhannya memenuhi persyaratan yang baik
- Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis
- Memiliki bahan ekspor penting, yaitu lada yang menjadi daya tarik kuat bagi pedagang asing
- Faktor Keruntuhan
- Perang saudara antara Sultan Ageng Tirtayasa denga putranya Sultan Haji yang dibantu VOC
- Perang saudara antara Maulana Yusuf dengan pembesar Kerajaan Banten
- Berhentinya Raja Maulana Yusuf dan tidak ada yang menggantinya
- Diserahkannya Lampung kepada VOC
- Letak : Daerah aliran Sungai Opak dan Progo yang bermuara di Laut Selatan, Pulau Jawa
- Ibukota : Kotagede (Sebelah tenggara kota Yogyakarta)
- Raja yang Memerintah
- Senopati (1586-1601, Raja Pertama)
- Sultan Agung (1613-1645, Raja Terkenal)
- Pakubuwana III (1749-1757, Raja Terakhir)
- Peninggalan Kerajaan
- Meriam (Segara Wana dan Syuh Brata)
- Candi-Candi Siwa dan Budha
- Masjid Agung Negara
- masjid Jami Pakuncen
- gerbang makam kota Gede
- Kerajinan Perak
- Faktor Kejayaan
- Memiliki prajurit yang kuat fisik dan mental
- Sultan Agung berhasil menyatukan kerajaan kerajaan Islam di Jawa
- Mampu mengekspor beras ke Malaka
- Faktor Keruntuhan
- Terjadi pemberontakan dari Kerajaan Vassal (Kerajaan bawahan)
- Terjadi intervasi dengan Belanda
- Terjadi perselisihan diantara Amangkurat III dan Pakubuwana II
- Setelah Kalah dari Batavia rakyatnya tidak keurus karena dikerahkan perang
Kerajaan Cirebon (1430-1677)
- Letak : Sebelah timur Jawa Barat dekat laut
- Ibukota : Cirebon
- Raja yang Memerintah
- Syarif Hidayatullah/Sunan Gunung Jati (1479-1568, Pendiri Kerajaan)
- Fatahillah (1568-1570, Raja Terkenal)
- Panembahan Ratu II (1649-1677, Raja Terakhir)
- Peniggalan Kerajaan
- Keraton Kesepuhan Cirebon
- Kereta Singa Barong Kesepuhan
- Keraton Kanoman
- Kereta Paksi Naga Linan
- Makam Sunan Gunung Jati
- Masjid Agung Sng Cipta Rasa
- Keraton Kecirebonan
- Faktor Kejayaan
- Pendidikan keagamaan terus berkembang
- Pada abad ke-17 dan ke-18 di keraton-keraton Cirebon berkembang kegiatan-kegiatan sastra
- Letak : Daerah Kartasura, dekat Surakarta/Solo
- Ibukota : Pajang
- Raja yang Memerintah
- Joko Tingkir/Sultan Hadiwijoyo (Raja Pertama)
- Arya Pangiri (1583-1586 , Raja Terkenal)
- Pangeran Benawa (1586-1587, Raja Terakhir)
- Peninggalan Kerajaan
- Masjid Laweyan
- Makam para bangsawan
- Bandar Kabanaran
- Pasar Lawongan
- Faktor Kejayaan
- Sultan Adiwijaya memperluas kekuasaannya di Jawa pedalaman
- Ditundukannya Kediri pada ahun 1577
- Bidang kesastraan dan kesenian yang maju
- Faktor Keruntuhan
- Sultan Hadiwijaya sakit lalu wafat
- Pemerintahan Arya Pangiri disibukkan dengan balas dendam terhadap Kerajaan Mataram Islam
- Pangeran Benawa bersekutu dengan Sutawijaya menyerbu
- Sutawijaya mendirikan Keeajaan Mataram Islam
KALIMANTAN
Kerajaan Kutai Kartanegara (Abad ke 13)
- Letak : Tenggarong, Kalimantan Timur
- Raja yang Memerintah
- Aji Batara Agung Dewa Sakti (1300 - 1325, Raja Pertama dan Pendiri kerajaan)
- Sultan Syarif Muhammad (Raja terkenal)
- Haji Aji Muhammad Parkesit (1920 - 1960, Raja Terakhir)
- Peninggalan Kerajaan
- Pedang Sultan Kutai
- Keris Bukit Kang
- Ketopang Sultan Kutai
- Tali Juwita
- Meriam Sri Gunung
- Meriam Sapu Jagat
- Meriam Gentar Bumi
- Meriam Aji Entong
- Kalung Ciwa
- Singgasana Sultan
- Kelambu Kuning
- Faktor Kejayaan
- Adanya pertambangan batu bara di Batu Panggal
- Sebagai hasil pendirian perusahaan Borneo-Sumatra Trade Co
- Mengalami perkembangan di bidang perdagangan dan keagamaan
- Faktor Keruntuhan
- Sedikit sekali adanya usaha kerajaan untuk menggunakan integrasi dengan masyarakat
- Adanya tuntutan yang gigih dari rakyat Kutai Kartanegara
- Sultan Kutai mengakui dan mematuhi pemerintah Hindia Belanda
Kerajaan Banjar (1526-1905)
- Letak : Banjarmasin, Kalimantan Selatan
- Raja yang Memerintah
- Sultan Suriansyah/Raden Samudra : (1526-1545, Raja pertama)
- Pangeran Antasari (1859-1862, Raja terkenal)
- Sultan Mohammad Seman (1862-1905, Raja terakhir)
- Peninggalan Kerajaan
- Candi Agung Amuntal
- Surat Wasiat Sultan Adam untuk Pangeran Hidayatullah
- Masjid Sultan Suriansyah
- Nisan Sultan Suriansyah
- Syair Perang Banjarmasin
- Faktor Kejayaan
- Memiliki kekuatan yang cukup dari aspek militer dan ekonomi
- Pelabuhan-pelabuhan di Pulau Kalimantan menjadi pusat difusi kebudayaan Jawa
- Memiliki komoditas dagang yaitu lada
- Memiliki mata uang yang disebut doit
- Kesultanan lain mengirim upeti kepada Kesultanan Banjar
- Wilayah Kerajaan Banjar sebagai pelabuhan bebas
- Fakto Keruntuhan
- Seluruh wilayah Kerajaan Banjar jatuh ke tangan Belanda karena dikalahkan Sultan Muhammad Seman pada Belanda tahun 1905
- Kehadirannya unsur asing di Kerajaan Banjar
- Keterlibatan unsur asing dalam urusan istana
- Adanya Perang Banjar antara Pemerintah Kolonial Hindia Belanda dengan Kerajaan Banjar
Kerajaan Pontianak (1771)
- Letak : Persimpangan antara Sungai Landak dengan Sungai Kapuas kecil dan besar, Kalimantan Barat
- Raja yang Memerintah
- Sultan Syarif Abdurrahman Al Kadrie ( 1778-1808, Raja Pertama, Pendiri dan Raja Terkenal)
- Sultan Hamid II (1945-1950, Raja Terakhir)
- Peninggalan Kerajaan
- Masjid Agung Pontianak
- Makam para raja di Batu Layang, Pontianak Utara
- Keraton Kadriyah
- Masjid Djami'
- Faktor Kejayaan
- Adanya jalur pelayaran dan perdagangan
- Berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakt
- Pusat perdangan bertumpu di Pontianak
- Jatuhnya 2 kerajaan yaitu, Sukadana dan Mempawah ke tangan Pontianak
- Faktor Keruntuhan
- Kerajaan Pontianak semakin bergantung pada pihak asing
- Jepang menghancurkan Kesultanan Pontianak karena kerajaan dianggap berontak dan bersekutu dengan Belanda
- Adanya tanam paksa oleh Belanda
- Urusan kerajaan diserahkan kepada Pemerintah Belanda
No comments:
Post a Comment